Rabu, 10 Agustus 2011



Setelah sukses atas pementasan di Singapura dan Jakarta, pertunjukan sendratari kolosal Matah Ati akhirnya "pulang kampung", dan dipentaskan di Pamedan Mangkunegaran, Solo, pada tanggal 8, 9, dan 10 September 2012. Konsepnya  berbeda dengan pementasan sebelumnya, karena dipentaskan di panggung terbuka dengan ukuran panggung tiga kali lebih besar. Jay Subyakto selaku penata artistik, mengaku bisa leluasa bermain dengan api di panggung outdoor, hal ini tentu sulit dilakukan di panggung indoor.
Sebanyak 5.000 undangan kelas festival setiap harinya telah habis dibagikan. Pemegang undangan kelas festival gratis menyaksikan Matah Ati dengan posisi menonton lesehan di depan panggung. Selain itu juga dijual 1500 tiket kelas 1, VIP, dan VVIP.
Proses Kreatif Matah Ati
Matah Ati bercerita tentang perjuangan dan pencarian cinta Rubiah, seorang gadis desa yang mendampingi Raden Mas Said (Pangeran Sambernyowo) saat berjuang melawan penjajah Belanda. Matah Ati  juga menceritakan sejarah Istana Mangkunegaran, di mana Rubiyah yang dipersunting Raden Mas Said, kemudian diberi gelar Bandoro Raden Ayu Kusuma Matah Ati. Dari pernikahan mereka, banyak generasi Raja Mangkunegaran lahir.
Matah Ati terinspirasi oleh Langendriyan yang merupakan karya Raja Mangkunegoro IV. Langendriyan adalah tarian klasik dalam gaya Mangkunegaran disertai dengan lagu-lagu Jawa sebagai bentuk ekspresi visual.

Sendratari Matah Ati [Babak 1]

  • Uploaded by: Purnawan Kristanto
  • Views:
  • Category: ,
  • Share

    0 komentar:

    Posting Komentar

    Wisata

    Musik

    Tradisional

     

    Our Team Members

    Copyright © Laci Penyimpan Video | Designed by Templateism.com | WPResearcher.com